// Unknown
// On-Friday, November 8, 2013
Hari
pahlawan adalah hari nasional di Indonesia yang diperingati pada tanggal 10
November. Hari itu diperingati untuk memperingati para pahlawan yang telah
gugur demi membela bangsa Indonesia yang dijajah oleh Jepang dan Belanda. Pada
tahun 1942, tentara Jepang mendarat di pulau Jawa untuk menjajah Indonesia.
Namun 3 tahun kemudian Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah pulau
Hiroshima dan Nagasaki di bom oleh tentara sekutu.
Di
Surabaya, dikibarkannya bendera Belanda, Merah-Putih-Biru, di Hotel Yamato,
telah melahirkan Insiden Tunjungan, yang menyulut berkobarnya
bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan badan-badan
perjuangan yang dibentuk oleh rakyat. Bentrokan-bentrokan bersenjata dengan
tentara Inggris di Surabaya, memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal
Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober.
Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya (Mayor Jenderal Mansergh) mengeluarkan ultimatum yang merupakan penghinaan bagi para pejuang dan rakyat umumnya. Dalam ultimatum itu disebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945. Ultimatum tersebut ditolak oleh Indonesia. Sebab, Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri (walaupun baru saja diproklamasikan), dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai alat negara juga telah dibentuk.
Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya (Mayor Jenderal Mansergh) mengeluarkan ultimatum yang merupakan penghinaan bagi para pejuang dan rakyat umumnya. Dalam ultimatum itu disebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945. Ultimatum tersebut ditolak oleh Indonesia. Sebab, Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri (walaupun baru saja diproklamasikan), dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai alat negara juga telah dibentuk.
Selain itu,
banyak sekali organisasi perjuangan yang telah dibentuk masyarakat, termasuk di
kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar. Badan-badan perjuangan itu telah muncul
sebagai manifestasi tekad bersama untuk membela republik yang masih muda, untuk
melucuti pasukan Jepang, dan untuk menentang masuknya kembali kolonialisme
Belanda (yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia).Pada 10
November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan besar-besaran dan
dahsyat sekali, dengan mengerahkan sekitar 30 000 serdadu, 50 pesawat terbang,
dan sejumlah besar kapal perang.Berbagai bagian kota Surabaya dihujani bom,
ditembaki secara membabi-buta dengan meriam dari laut dan darat. Ribuan
penduduk menjadi korban, banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang
luka-luka. Tetapi, perlawanan pejuang-pejuang juga berkobar di seluruh kota,
dengan bantuan yang aktif dari penduduk.Pihak Inggris menduga bahwa perlawanan
rakyat Indonesia di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo 3 hari saja, dengan
mengerahkan persenjataan modern yang lengkap, termasuk pesawat terbang, kapal
perang, tank, dan kendaraan lapis baja yang cukup banyak.
Peristiwa
berdarah di Surabaya ketika itu juga telah menggerakkan perlawanan rakyat
di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan.
Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika
itulah yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan